Menjalani puasa tahun ini ditengah situasi pandemi, memang memerlukan perhatian ekstra. Khususnya dalam menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi. Saran yang paling bijak, adalah mempehatikan arahan kesehatan dari para ahlinya. Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB) mengimbau masyarakat untuk makan makanan bergizi dan mengonsumsi cairan yang cukup saat berpuasa di bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah.

“Jangan lupa menghindari makanan yang banyak mengandung minyak dan lemak jenuh, serta memperbanyak makanan yang mengandung vitamin dan mineral serta tinggi protein,” kata Ketua Umum PDIB James Allan Rarung.

James menganjurkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan di saat sahur atau berbuka. Makan makanan berlebihan di saat sahur atau berbuka menyebabkan perut menjadi sesak karena kekenyangan, sehingga membuat saluran pencernaan sulit untuk mencernanya.

Untuk itu, disarankan untuk makan secara bertahap mulai dengan yang ringan, misalnya dengan minum air putih, lalu jus atau cairan manis lainnya, dan setelah kurang lebih 15 menit kemudian, baru dilanjutkan dengan makanan porsi normal dan tidak berlebihan.

Khusus untuk minuman yang manis-manis, James mengimbau warga untuk mengonsumsinya hanya di saat berbuka saja, dan tidak terus-menerus.

Selain akan membuat sering buang air kecil, konsumsi minuman manis terus menerus juga akan menyebabkan penumpukan karbohidrat, di mana justru akan membuat tubuh menjadi gemuk.

“Akan lebih baik, bila menu yang dihidangkan menu makanan sehat dan bergizi seimbang,” ujarnya.

Sama seperti dalam kondisi tidak berpuasa, konsumsi air minum tetap dianjurkan sekitar 8 liter sejak berbuka sampai saat sahur.

James juga menganjurkan selama berpuasa, sebaiknya mengurangi minuman yang berkafein seperti kopi, teh, dan soda.

Minuman berkafein memiliki efek diuretik yang menyebabkan lebih sering buang air kecil apabila dikonsumsi secara berlebihan, sehingga cairan dalam tubuh akan lebih cepat hilang. Kekurangan cairan atau dehidrasi di saat berpuasa akan dapat mengganggu aktivitas.

Baca juga :  Siasati Risiko Kurang Tidur selama Ramadhan