Dalam seminar online bertajuk  Identifikasi Passion & Talent Anak, seorang Consultant dan Master Coach NLP, Frans Lepong, mengingatkan pentingnya perhatian dan motivasi orangtua dalam membangun rasa percaya diri anak. Contohnya, dengan memberikan keyakinan dan bukti konkrit yang diterimanya dari lingkungan. “Misalnya, mendampingi anak-anak membuat sebuah karya kreativitas, dengan keyakinan bahwa mereka bisa melakukannya dan pada akhirnya memanfaatkannya. Anak memerlukan keyakinan dan bukti yang bisa meningkatkan kepercayaan pada dirinya bahwa mereka mampu,” papar Frans.

Menurutnya, di masa pandemi saat ini, orangtua tentu semakin dekat dengan anak selama di rumah. Melalui aktivitas belajar online dari rumah, orangtua diharapkan dapat terlibat dalam aktivitas belajar bersama anak. Dengan demikian orangtua diharapkan dapat lebih mengenali minat dan bakat anak pada jenis aktivitas tertentu. “Mengetahui potensi anak tentunya merupakan hal penting bagi orangtua. Dengan mengidentifikasi minat, bakat dan kemampuan anaknya, maka sang anak dapat diarahkan dan berkembang sesuai dengan optimal sesuai dengan karunia yang dimilikinya,” lanjut Frans.

Baca juga :  Ciptakan Rutinitas Belajar yang Nyaman bagi Anak

Beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua misalnya dengan memberikan stimulus atau rangsangan pada anak untuk bisa lebih bereksplorasi terhadap diri dan lingkungan. Orangtua dapat memulai dengan memberi kesempatan pada anak mengenal berbagai macam bentuk kegiatan, olahraga ringan di dalam rumah, melakukan hobi yang disukai bersama secara indoor, bermain musik sederhana, atau berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan bersama dan di dalam rumah. Tentunya hal ini perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan ringan dan menyenangkan sesuai usia anak.

Kegiatan pendampingan lainnya yang bisa dilakukan orangtua selama anak belajar online dirumah adalah mengamati tingkah laku anak. Meski virus Corona masih menjadi ancaman, orangtua masih bisa berinovasi dengan melakukan observasi sederhana pada jenis kegiatan, melalui permainan edukatif bersama. Dengan demikian dapat terlihat apakah anak merasa senang, ingin melakukan berulangkali, atau merasa tertarik sehingga selalu ingin tahu lebih banyak.

Hal lainnya, dengan memperhatikan kecerdasan anak. Tidak ada anak yang tidak cerdas. Setidaknya ada 9 jenis kecerdasan dimiliki anak, yaitu kecerdasan bahasa, kecerdasan logika matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan ekstensial. Sembilan kecerdasan ini sering disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelligence) hasil penelitian Dr Howard Gardner, Harvard University. Teori ini dapat digunakan sebagai bahan acuan orangtua dalam menggali minat dan bakat anak. Bisa saja seorang anak tidak cakap dalam berhitung tapi sangat lincah dalam gerak dan olah tubuhnya, sehingga ia sangat berbakat di kegiatan olahraga seperti senam (gymnastic).

Baca juga :  Pengawasan Orangtua Terhadap Penggunaan Instragram

Berikutnya, memberikan ruang eksplorasi. Bila orangtua sudah mengetahui bakat dan minat anak, maka langkah selanjutnya  memberikan ruang tepat agar bisa mengekspresikan kemampuan. Mendekatkan anak dengan seorang yang ahli (coach) dengan aktivitas yang ia sukai. Serta yang tidak kalah penting adalah memberikan dukungan positif Hargai setiap usaha yang telah dilakukan anak. Dibutuhkan dukungan positif agar anak dapat mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal. Bentuk dukungan bukan hanya secara materi namun terlebih perhatian dan waktu. Pujian atau apresiasi sederhana dapat memberikan dampak besar dalam mendukung anak mengembangkan minat dan bakatnya.

Baca juga :  Tips Menggugah Anak Bersemangat Jalani Puasa

Dan peran orangtua yang lainnya adalah mengembangkan potensi anak. Setelah mengetahui gaya belajar dan kecerdasan anak, inilah saatnya orangtua mengembangkan potensi anak agar kelak memiliki bakat yang menghantarkan sang anak meraih kesuksesan. Tentunya anak akan menyukai setiap proses belajar yang dilalui, pada saat inilah orang tua wajib memotivasi anak agar selalu semangat mengasah kecerdasannya melalui materi-materi yang orangtua berikan.

Cara yang paling sederhana adalah memberikan materi online yang dapat dengan mudah diakses dan ditemukan oleh orangtua. Diantaranya memberikan materi belajar melalui lembaga pendidikan homeschooling yang umumnya menyediakan berbagai program untuk seluruh minat dan bakat anak. “Keberadaan  homeschooling bisa menjadi tempat belajar bagi anak-anak selama mereka masih harus belajar secara online karena belum boleh sekolah secara tatap muka,” ungkap Frans.