Sukses yang didulang pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan pendiri Alibaba, Jack Ma, diraih dengan melewati proses jatuh-bangun. Banyak orang silau dengan keberhasilan dua miliarder muda ini. Namun banyak pula yang tidak mengetahui bahwa seorang entreperenur sukses, teruji dari ketahanan mereka menghadapi beragam kisah jatuh-bangun dan kembali berjaya.

Bila tertantang menjadi usahawan sukses seperti pendiri jejaring sosial terbesar Mark dan pendiri e-commerce ternama Jack, jadilah pribadi yang teruji dan memiliki motivasi yang kuat dalam diri. Berikut ini ada tiga jenis motivasi yang wajib dimiliki seorang wirausaha dalam mengembangkan laju bisnisnya.

Dorongan Kebutuhan (necessity factor)

Tidak sedikit orang yang memutuskan untuk menjadi entrepreneur karena memang merasa tidak ada pilihan lainnya. Karena berbagai hal-keterbatasan pendidikan, fisik dan keterampilan-masih banyak angkatan kerja yang tidak terserap di dunia kerja. Padahal, ada kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi. Akhirnya menjadi entrepreneur pun diambil sebagai pilihan. Istilahnya, berbisnis karena kepepet.

Baca juga :  RamadHan Saat Pandemi Ubah Tren Masyarakat

 

Ketertarikan Pada Peluang (opportunity factor)

Selain karena dorongan kebutuhan, seseorang juga bisa memutuskan untuk menjadi entrepreneur karena tertarik melihat peluang bisnis. Jadi, berbeda dengan faktor yang pertama, dalam kasus ini seseorang menjadi entrepreneur karena pilihan sukarela, bukan karena terpaksa.

Pengaruh Lingkungan Sosial (social factor)

Dorongan dari orang-orang di sekitar (lingkungan sosial) juga bisa membuat seseorang terjun menjadi pelaku bisnis. Untuk menumbuhkan motivasi yang kuat, seorang entrepreneur dapat menjalankan ketiga hal ini yaitu  kebutuhan, peluang, dan pengaruh sosial kemudian menciptakan situasi yang memaksanya untuk maju, mengeksplorasi peluang-peluang bisnis yang menarik serta berkumpul dengan orang-orang yang bisa menularkan spirit entrepreneurship.

Selain mental baja, setidaknya ada tiga mindset yang perlu dimiliki jika Anda ingin terjun menjadi pebisnis sukses.

Baca juga :  Bisnis Kuliner Trendy di Era Millennial

Opportunity Seeker

Lingkungan eksternal penuh dengan ancaman maupun peluang. Seorang entrepreneur akan terus haus mencari peluang-peluang dan tidak hanya dihantui oleh ancaman. “radar bisnis’ nya akan selalu menyala, sehingga ia bisa melihat peluang-peluang yang terlewatkan oleh orang lain. Sebaliknya, mereka yang terlalu fokus pada ancaman akan dibayang-bayangi oleh rasa takut sehingga tidak berani untuk mengambil keputusan. Padahal menjadi entrepreneur, butuh keberanian dan kecepatan untuk mengambil tindakan.

Risk Taker

Seorang entreprenur tentu akan berhadapan dengan pilihan-pilihan yang beresiko. Ketidakpastian situasi menjadikan hasil dari keputusan yang diambil tidak pasti, apalagi di era VUCA (volatile, uncertain, complex and ambiguous) ini. Tanpa keberanian mengambil risiko, kendaraan bisnis Anda tidak akan melaju dengan semestinya, bisa disalip oleh kompetitor, atau bahkan berhenti di tengah jalan.

Baca juga :  Ada Gitar Batik di Museum Moskwa - Rusia

Collaborator

Ini mindset yang sering dilupakan banyak orang. Mereka berpikir bahwa menjadi entrepreneur itu yang penting ‘just do it’. Aksi dan tindakan memang penting dalam merintis sebuah bisnis. Terlalu banyak analisis hanya akan menjadikan ide bisnis Anda tidak akan terealisasi, dan lama-lama menjadi ‘basi’. Namun sebagaimana seorang pembalap yang butuh dukungan mekanik dan anggota tim lainnya–entrepreneur tidak bisa memenangkan persaingan seorang diri. Dia harus mau berkolaborasi dengan berbagai pihak yang bisa mendukung bisnisnya, baik dari Pemerintah, Kampus, Komunitas maupun Pelaku Bisnis lainnya. (Editor: Theresia PM)