Ladies, belakangan ini muncul kegaduhan yang lumayan seru diranah dunia maya. Pasalnya, salah satu medsos yang paling popular dan banyak dimiliki masyarakat dunia yaitu Facebook, berencana akan berganti nama. Kabarnya hal ini lantaran ribuan dokumn internal yang bocor dan tersebar dengan tak terkendali. Namun hal ini belum bisa mengatasi masalah kepercayaan publik.

Para ahli berpendapat jika benar Facebook berganti nama, ia tetap tidak bisa lepas dari pengawasan regulator dan publik tentang bahaya media sosial.

The Verge beberapa waktu lalu melaporkan Facebook berencana mencitrakan ulang perusahaan mereka.

Facebook, dikutip dari Reuters, Kamis, menolak berkomentar tentang kemungkinan mereka berganti nama.

“Legislator dan politikus cukup pintar untuk tidak dibodohi oleh pencitraan ulang,” kata analis internet di Atlantic Equities, James Cordwell.

Kepala urusan merk di Prophet, Marisa Mulvihil melihat berganti nama adalah strategi yang efektif supaya anak perusahaan bisa mempertahankan reputasi mereka.

Tapi, media dan regulator “tidak akan berhenti menyelidiki hanya karena pencitraan ulang”, menurut Marisa.

The Verge menuliskan bahwa nama induk perusahaan akan merefleksikan Facebook sebagai “metaverse”.

Nama baru itu juga diyakini sebagai salah satu cara agar WhatsApp, salah satu produk Facebook yang populer, tidak terganggu anggapan publik soal Facebook. Hal in juga berlaku untuk Oculus, perangkat virtual reality buatan mereka. Sehingga para pengguna WhatsApp dan Oculus dapat berselancar dengan yaman dana man di dunia maya.

Meski pun berganti nama, Facebook akan tetap menghadapi tekanan yang sama, menurut para ahli.

“Saya rasa berganti nama tidak akan membantu Facebook mengatasi pengawasan regulator atau keraguan, jika bukan ketidakpercayaan, secara umum dari publik,” kata pakar dari Pentagram, Natasha Jen.

Facebook sedang disorot regulator setelah seorang mantan karyawan membocorkan ribuan dokumen internal.

Baca juga :  Manfaat Reunian Di Usia "Golden Age" - Arsitektur'91 Trisakti