Kemampuan menyusun pesan sebagai upaya branding produk, menentukan penerimaan konsumen terhadap produk. Semboyan “Energy of Asia” misalnya, mampu menyentil ketertarikan masyarakat untuk berbondong-bondong menyaksikan perhelatan akbar ini. Cara ini pun bisa ditiru sebagai upaya pemasaran produk yang ditawarkan.

Pesan yang tersirat dalam logo atau identitas Asian Games 2018 itu menggambarkan energi yang kuat dalam merefleksikan dan mempromosikan Indonesia ke dunia. Ditunjang tiga maskot yang secara visual mewakili karakteristik Indonesia, membuat branding yang dilakukan sesuai dengan identitas logo. Ketiga maskot tersebut adalah Bhin Bhin, nama dari burung cendrawasih yang wakili masyarakat timur dan mencerminkan strategi. Maskot berikutnya, Atung, nama dari rusa Bawean dari Indonesia bagian tengah yang melambangkan kecepatan. Dan terakhir, Ika, nama badak bercula satu dari Indonesia barat sebagai simbol kekuatan. Image yang diciptakan juga didukung oleh gempuran penyampaian pesan lewat reklame, iklan, serta publikasi media cetak dan elektronik. Radio juga kerap menyiarkan pesan dukungan terhadap para atlet yang berlaga.

Logo, Iklan, dan Publikasi

Baca juga :  Merawat Betawi Yang Nyaris Pergi

Bagi bidang marketing, paduan logo, pesan iklan, dan publikasi media adalah keharusan dalam mempromosikan produk yang ditawarkan pada konsumen. Seorang pakar komunikasi dalam hal branding, Linda Fanaras mengatakan “Bagian dari branding adalah tentang identitas bisnis Anda. Pastikan sifat-sifat tersebut tercermin dalam logo dan interaksi pelanggan Anda,” Ia pun mengungkapkan bahwa tren branding di tahun 2018 ini, adalah mempertegas nilai-nilai yang dianut perusahaan sebagai upaya membangun identitas merek, bahkan memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam persaingan bisnis. Dan kesadaran yang dimiliki konsumen dalam memahami keunggulan produk adalah lewat visual atau gambar.

Pernyataan ini pun sesuai dengan penelitian terbaru yang menyebutkan bahwa masyarakat pengguna media sosial khususnya Facebook, lebih banyak memberikan “Like” pada postingan gambar ketimbang teks. Sebanyak 53 persen pengguna FB menyenangi pesan merek dalam bentuk visual atau gambar. Mereka bahkan turut memberikan respon terhadap logo atau merek yang divisualisasikan. Kenyataan ini dianggap sebagai tren bahwa konsumen kini yang lebih menyukai konten visual. Sehingga tepat bila cara ini digunakan sebagai upaya meningkatkan pemasaran Anda. Begini penjelasannya!

Baca juga :  Bekerja Dari Rumah Tanpa Stres

Tampilkan Foto Produk

Media sosial kini tidak hanya digunakan sebagai sarana penghubung satu dengan yang lain. Tak jarang pengguna medsos memanfaatkan sarana ini sebagai hiburan lantaran banyak gambar-gambar yang disajikan. Bila mereka menyukainya, netizen memberikan respon terhadap foto atau gambar tersebut. Manfaatkan ‘kesenangan’ netizen ini dengan menampilkan foto para karyawan, manajemen, kinerja tim, ruang kantor, atau produk unggulan sebagai upaya promosi. Tentunya ditampilkan secara demonstratif alias semenarik dan seunik mungkin. Pelanggan lebih menyukai visual ketimbang teks, meskipun itu untuk memperkenalkan produk dan perusahaan Anda. Manfaatkan situs media sosial yang kreatif secara visual seperti Pinterest, Instagram, dan bagikan postingan Anda melalui saluran media sosial lainnya.

 

Ilustrasi Video Menarik Minat

Seperti halnya gambar, video juga memberikan kesenangan tersendiri apabila konten yang disajikan variatif dan unik. Media ini bahkan lebih efektif dalam menyiarkan pesan tentang merek suatu produk. Setiap harinya, YouTube ditonton lebih dari empat miliar pengguna dengan beragam tayangan yang bisa dipilih. Kenyataan inilah yang memperkuat para ahli, bahwa ilustrasi gambar bergerak, lebih disukai ketimbang konten teks. Gunakan video untuk membagikan merek dan profil perusahaan kepada pelanggan, dengan beragam tayangan tentang produk berikut penjelasannya. Best Buy menggunakan saluran YouTube mereka untuk memamerkan produk terbaru dan profil usaha dengan maksud agar pesan tersebut diminati konsumen. Sedapat mungkin Best Buy menghindari data ilmiah, statistik, dan analisa sejenisnya karena lebih sulit disajikan dan dicerna konsumen.

Baca juga :  KOMUNITAS 67

Gambar untuk Melengkapi Pesan Berbasis Teks

Gunakan gambar untuk menyajikan pesan berbasis teks, seperti tanda kutip, tips, peristiwa, statistik, bahkan lelucon. Ini adalah cara lain untuk mengungkapkan pesan dalam bentuk teks melalui gambar-gambar yang terkait dengan tanda kutip, tips, peristiwa, statistik, dan lelucon. Rangkaian gambar ini akan jauh lebih menarik, dan mengundang para netizen untuk terlibat dalam penyajiannya, dengan memberikan respon semisal Like atau komentar.