Ladies, pada dasarnya pola pikir manusia mengenai Investasi sangat banyak mengabaikan risiko jangka panjang, kebanyakan mereka lebih  untuk memilih investasi dengan risiko jangka pendek.

Kehidupan manusia berkaitan dengan waktu, jaman dulu hidup manusia mengikuti musim dan alam. Manusia belajar menanam di musim semi, memelihara selama musim panas, menuai di musim gugur untuk dikumpulkan sebagai bahan di musim dingin dan hidup berulang lagi.

Waktu pun silih berganti, jaman pun  semakin berkembang. Perubahan menjadi lebih cepat lagi, ketika manusia membangun jaringan komunikasi yang mendunia. Kebutuhan manusia akan informasi semakin meningkat, sehingga tidak lagi tergantung dengan musim. Dan manusia hidup dimana keputusan saat ini menghasilkan keuntungan saat ini, atau mengalami kerugian. Anak-anak belajar untuk instan, dari makanan instan sampai gelar pun instan.

Baca juga :  Persiapkan Diri Wanita Indonesia, Jelang Tahun Baru 2024

 

Tidak heran bilang banyak orang berpikir untuk konteks dalam waktu jangka pendek. Masalahnya saat ini, tidak ada bahan yang tidak dibuat secara instan. Akhirnya orang mempunyai keterbatasan dalam melihat masa depan.

Paradigma orang yang berpikir risiko jangka pendek, cenderung oportunis, heddonis dan pragmatis. mengabaikan kesejahteraan jangka panjang untuk kesenangan sesaat. Itu adalah hakekat reaktif, dan seringkali  tidak efektif, karena menghabiskan waktu, energi dan sumber daya yang tidak penting

Sedang orang yang bersikap proaktif, bersifat visioner dan berpikir secara utuh segala risiko dalam masa yang panjang. Produktivitas orang proaktif dibangun setahap demi setahap, bertumbuh dan bertahan, sehingga menjadi suatu usaha yang besar.

Perencanaan Keuangan harus dimulai dengan memikirkan masa depan, “begin with an end in mind”, baru kemudian memutuskan pilihan pilihan di masa kini. Keputusan berdasarkan kedisiplinan dan mengikuti prinsip-prinsip, termasuk menyangkut pilihan usaha dan  berinvestasi, sesuai dengan kebutuhan.

Baca juga :  Di Tengah Badai Corona, Para Ahli Sarankan Berinvestasi di Sektor IT

Dalam berinvestasi orang yang berpikir jangka pendek, hanya memakai 3 faktor : harga, ketersediaan dan emosi. Risiko lain seperti deprisiasi/ menurunnya nilai, risiko kegagalan pencapaian tujuan jangka panjang dan hanya memikirkan diri sendiri, sehingga mengabaikan pertimbangan dan keputusan jangka panjang tersebut.

Untuk orang yang berpikiran jangka panjang, mempertimbangkan risiko dari semua aspek. Tidak hanya risiko harga tetapi setiap keputusan dikendalikan untuk mencapai keseimbangan hasil atau risiko yang paling optimal. Dimana semakin lama jangka waktunya, pertimbangan risiko semakin diperhatikan dibanding hasilnya. Sikap berinvestasi jangka panjang tersebut adalah sikap konservatif.

Baca juga :  WANITA INDONESIA CERDAS BERINVESTASI DENGAN ROBOT TRADING

Ladies harus memilih Manager Investasi yang bekerja sesuai dengan karakternya. Ada yang berkarakter aggressive, mereka mencari keuntungan yang cepat dan membangun portofolio yang memberikan hasil tinggi dalam waktu singkat. Kelihatannya hebat, tetapi jika terjadi krisis ekonomi, manager investasi tersebut akan menghadapi masalah kegagalan yang serius.

Sebaliknya Manager Investasi yang berkarakter konservatif, kinerjanya dilihat dalam jangka waktu 5 tahun atau lebih, realitanya posisi mereka jauh lebih baik.

Jika ladies ingin merencanakan dana-dana pensiun yang dibutuhkan dalam jangka waktu panjang, kita harus menaruh dan menabung dana kita di tangan manager investasi yang konservatif. Seperti yang dikatakan salah satu miliyuner dunia, Warren Buffet,”Berinvestasi tidak boleh merugi.” Selamat berinvestasi ladies.