Lupus adalah penyakit baru. Banyak penderita lupus yang tidak tertolong. Penyandang penyakit lupus mencapai 5juta orang di dunia, dan setiap tahunnya bertambah 100ribu kasus baru. Penyakit lupus adalah penyakit sistem imun, dimana jaringan di dalam tubuh di anggap benda asing. Sistem imun sang penderita, tidak dapat membedakan mana sel baik dan sel jahat. Sistem imun yang semestinya menjaga tubuh dari serangan virus, bakteri, parasit, dan sebagainya, malah menyerang sel tubuh yang sehat. Penyebab penyakit lupus ini belum diketahui secara jelas hingga saat ini.

Baca juga :  Waspada Rubella Manfaatkan Imunisasi MR Gratis Agustus Ini!

Biasanya lupus ditandai dengan penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, dan pegal-pegal. Pada kulit akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi mirip bentuk kupu-kupu, terkadang disebut butterfly rash. Namun ruam merah menyerupai cakram dapat muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan terkadang bersisik.

Penyakit ini bisa menyerang berbagai sistem organ tubuh, seperti jaringan kulit, otot, tulang, ginjal, sistem cardiovaskuler, paru-paru, hati, pencernaan, mata, otak, maupun pembuluh darah dan sel-sel darah.

Pada umumnya penyakit ini banyak disebabkan faktor pencetus seperti infeksi, pemakaian obat-obatan, terkena paparan sinar matahari, dan stress. Penyakit lupus banyak di derita wanita usia produktif hingga usia 50 tahun. Sekalipun ada juga pria yang mengalami penyakit ini. Terapi terbaik adalah memperbaiki sistem kekebalan tubuh atau imunitas penderita.

Baca juga :  Apakah Fungsi Ginjal Bagi Tubuh Kita?

Transfer Factor sebagai pendidik sistem imun, mampu menenangkan sel-sel imun hingga berada pada level normal atau level seharusnya. Sehingga sel-sel imun dapat membedakan, mana sel yang baik dan mana sel jahat. Kemampuan untuk menenangkan dan mendidik sel-sel imun hingga saat ini, hanya dimiliki oleh transfer factor.

Transfer factor bukan herbal, bukan obat, bukan vitamin, atau kimia lainnya. Tetapi transfer factor adalah pendidik sistem imun satu-satunya di dunia yang aman diberikan di usia bayi hingga lanjut usia, dari orang normal hingga orang sakit, bahkan pasien-pasien yang sedang menjalani cuci darah atau pasien di ICU pun aman untuk diberikan.