Edukasi Keuangan Sejak Dini Untuk Bijak Di Masa Depan

Ladies, mulai sekarang sebaiknya para orang tua harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan bersikap. Sebab, setiap tindakan yang terkecil dari orangtua, tanpa disadari akan diingat oleh anaknya. Pada akhirnya perilaku tersebut akan di ulang oleh anak ketika mereka dewasa.

Perilaku tersebut termasuk dalam hal sikap menghadapi masalah keuangan. Jika Anda termasuk orangtua yang memiliki prinsip tugas seorang anak hanya sekolah, maka Ladies telah SALAH! Sebab anak sebaiknya harus dikenalkan, diajarkan dan diajak bicara tentang uang, bahkan ketika mereka masih di bawah usia lima tahun. Begitu pentingnya, karena pembicaraan perihal uang ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka kelak.

Fakta lain yang diungkapkan oleh Teens and Money Survey Findings : Insight Into Money Attitudes, Behaviours and Expectations of 16 – 18 years old in 2011, sebanyak 82% persen remaja mengakui pendidikan literasi keuangan dan pengelolaan keuangan didapat dari orangtua mereka.

Baca juga :  Memahami Etiket Jamuan  Bisnis

 

Kebiasaan orangtua yang selalu memisahkan tugas anak adalah sekolah, belajar dan bermain, sedangkan urusan uang adalah urusan orangtua menyebabkan bicara soal uang diantara anak dan orangtua hanya dilakukan satu arah dan dianggap tabu. Padahal keluarga merupakan komunitas pertama dan terdekat dalam kehidupan anak.

Bagaimana mengajarkan anak tentang Literasi Keuangan? Ada 3 cara anak diajarkan tentang uang, yaitu :

1. OBSERVASI

Dalam tahap pertama ini, anak akan mengamati apa yang dilakukan orangtuanya dan orang dewasa lainnya dalam menggunakan uang. Secara perlahan ia dapat memahami bagaimana pola menggunakan uang, hal tersebut akan mempengaruhi perilaku keuangan anaknya kelak. Untuk itu Ladies, sebagai orangtua sebaiknya mulai perbaiki kebiasaan perilaku keuangan agar kelak anak dapat hidup lebih baik dan lebih bijak menggunakan uangnya.

Baca juga :  Ini yang Harus Dilakukan Generasi Milenial Setelah Membeli Rumah

2. MEMBICARAKANNYA

Sangat penting bagi orang tua untuk membicarakan masalah finansial dengan anak sesuai dengan usianya. Berikanlah dukungan pada anak saat melakukan aktifitas finansial misalnya menabung.

Menurut salah satu duta parenting, Mona Ratuliu, ” Biasanya para wanita, terutama ibu-ibu, bawaanya kalau bicara soal uang dengan anaknya pasti marah-marah. Oleh karena itu, bicara tentang uang jadi tabu. Maka coba untuk memilih cara yang lebih menyenangkan ketika berbicara tentang uang dengan anak, yang sama menyenangkan bila bicara tentang hobi”.

3. BELAJAR LANGSUNG

Orangtua dapat melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari untuk mengajarkan langsung mengenai perilaku finansial. Misalnya, mengajak anak berbelanja ke pasar swalayan, memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan transaksi sederhana. Dengan kegiatan tersebut orangtua dapat mengenalkan pada anak mana angka yang mahal dan yang murah, sehingga ketika mereka menginginkan sesuatu akan berfikir dulu, karena melihat harganya, dan anak jadi tidak cepat meminta atau merengek minta mainan.

Baca juga :  Pasar Potensial Melek Internet ‘Generasi Z’.

Menurut hasil riset, sebanyak 43% penduduk Kanada percaya, bahwa anak dibawah usia 9 tahun sudah seharusnya memiliki pengetahuan dasar tentang literasi keuangan. Realitanya hanya 18 persen orangtua yang mau meluangkan waktunya untuk memberikan edukasi atau berdiskusi tentang keuangan bersama dengan anak mereka.

Sangat penting memberikan edukasi literasi keuangan bagi anak-anak sejak dini. Hasil penelitian menunjukkan, jika anak tidak mendapatkan edukasi sejak dini, mereka cenderung tidak bijak dalam penggunaan uang mereka di masa depannya.

Menurut pakar psikologi, kecenderungan berperilaku belanja impulsive dan memiliki banyak utang, lebih banyak dialami oleh anak yang tidak mendapatkan edukasi keuangan dibanding yang mendapat edukasi. Ok Ladies, rajin lakukan diskusi dan bersikap terbuka dengan anak tentang keuangan dalam keluarga ya..