Bisnis Kuliner Trendy di Era Millenial

Kreativitas di bidang kuliner belakangan ini banyak diilhami oleh para millenials. Tipikal generasi usia 20-35 yang suka coba-coba hal baru, lekas bosan dan suka narsis ini membuat para pebisnis kuliner tertantang untuk menciptakan produk seunik mungkin. Sangat menarik rasanya jika kita kupas bagaimana Bisnis Kuliner Trendy di Era Millennial seperti sekarang ini.

Produk pangan yang dijual sebenarnya tidak aneh dan cenderung “nggak penting” jika dipandang oleh generasi di atasnya. Sebut saja pisang goreng, keripik makaroni pedas, es cendol, yang kalau di era 90-an penganan macam ini biasa dibeli di warung-warung dengan harga murah.

Pisang goreng di Bisnis Kuliner Trendy di Era Millennial

Pisang Nugget Rajo

Ragam Cemilan Kekinian yang Ditawarkan Bisnis Kuliner Trendy di Era Millennial

Dulu kita cukup puas dengan pisang goreng tepung atau pisang molen. Sekarang kita bisa jajan pisang yang dibalut tepung crispy lalu ditaburi topping meriah nan menggoda, mulai yang standar coklat keju,  sampai yang nge-hit macam Oreo,  Green Tea KitKat dan Toblerone.  Contohnya Pisang Nugget Rajo yang buka gerai di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Hampir setiap hari, gerai ini ramai pembeli, terutama driver Gojek yang mengambil pesanan pelanggan via Go-Food.

Pilihan Makaroni di Bisnis Kuliner Trendy di Era Millennial

Gerai Makaroni Ngehe di Bogor

Lalu jika di masa lalu keripik makaroni pedas biasa dijual Rp. 1.000-2.000 di warung rokok, sekarang konsumen diberi keleluasaan untuk memilih rasa dan level kepedasannya sendiri, seperti di Makaroni Ngehe yang buka beberapa gerai seputaran Jakarta dan Bogor. Dengan pengalaman konsumen seperti ini, harga makaroni pedas dengan ukuran kemasan yang sama bisa dibanderol RP. 7.000-8.000 per bungkus!

Baca juga :  Ladies, Satu Lagi Aplikasi yang Bantu Kembangkan Usaha

Contoh lain Randol alias Raja Cendol yang bervisi mengangkat kelas minuman tradisional selevel minuman internasional. Cendol yang biasanya hanya dijual di “abang-abang” pinggir jalan dengan harga murah, ketika dikombinasikan dengan susu, thai tea, durian, dan lain-lain, ternyata bisa juga jadi minuman kekinian dengan nama-nama yang unik.

Raja cendol salah satu Bisnis Kuliner Trendy di Era Millennial

Randol-Raja Cendol (Foto : hitss.com)

Bisnis Kuliner Trendy di Era Millennial Wajib Instagram-able

Bisnis Kuliner Trendy di Era Millennial, selain rasa yang enak, juga penting memperhatikan tampilannya. Tak hanya tampilan produk, jika outletnya juga unik dan “instagramable“, bisnis kita bisa dipromosikan secara cuma-cuma oleh para millennials yang rata-rata doyan sharing foto di media sosial.

Baca juga :  Kembali Setia Kepada Asuransi Jiwa

Tentunya jika kita ingin membuat produk dengan target market anak muda usia 18-30 tahun, perlu mempertimbangkan sifat mereka yang mudah bosan. Adanya promo, peluncuran produk atau varian baru secara berkala dan pemilihan media untuk berpromosi, juga lokasi penempatan outlet harus diperhatikan, supaya bisnis kita tetap mendapat tempat di hati pelanggan.

Media sosial seperti Instagram dan Line sebagai sarana promosi yang relatif murah dan efektif, menjadi pilihan tepat buat bisnis makanan yang menyasar anak muda. Tapi hati-hati, ketika suatu saat produk atau pelayanan kita mengecewakan, berita viralnya pun akan mudah menyebar dengan cepat.

Baca juga :  Baru Mulai Bisnis, Dari Mana Modalnya ?

Para millennials gemar mereferensikan secara sukarela sesuatu yang dianggap bagus, melalui media sosial mereka. Sebaliknya mereka pun berani mengungkapkan kritik, jika ada sesuatu yang kurang berkenan bagi mereka.

Nah.. Kira-kira inovasi apa lagi ya yang bisa dikembangkan untuk Bisnis Kuliner Trendy di Era Millennial masa kini?