Sebelum menentukan pilihan, pahami dulu keanekaan asuransi yang tersedia. Di Indonesia, jenis asuransi terbagi menjadi dua kelompok besar, asuransi tradisional dan asuransi non tradisional. Asuransi tradisional terbagi menjadi tiga jenis. Yakni, asuransi term life (berjangka), whole life (seumur hidup), dan endowment (dwiguna).

Asuransi Berjangka

Asuransi berjangka hanya memberikan proteksi dalam jangka waktu tertentu. Jika tidak terjadi risiko, uang asuransi tidak dikembalikan alias hangus. Umumnya, asuransi jenis ini memiliki premi paling murah diantara asuransi lainnya. Uang pertanggungannya pun bisa besar, mencapai miliaran dengan premi yang tidak menguras isi kantong. Asuransi jenis term life tidak memiliki nilai tunai. Jika pada masa berakhirnya kontrak asuransi si tertanggung masih sehat walafiat, kontrak berakhir dan tidak ada uang yang diberikan kepada tertanggung.

Asuransi Seumur Hidup

Jenis kedua adalah whole life. Asuransi ini mengandung nilai tabungan. Masa proteksinya pun lebih panjang, hingga mencapai 99 tahun. Asuransi ini disebut sebagai penyempurnaan asuransi term life yang tidak memiliki nilai tunai.

Baca juga :  PENTINGNYA PUBLIC SPEAKING BAGI WANITA MILLENIAL

Pada asuransi whole life, ketika kontrak berakhir dan tertanggung masih sehat, ada nilai tunai yang diberikan. Risikonya, premi yang dibayarkan lebih mahal karena risiko klaim pasti terjadi. Soalnya, jarang ada orang yang sehat sampai usia 99 tahun. Di Indonesia, angka harapan hidup laki-laki adalah 65 tahun dan perempuan 70 tahun.

Nilai tunai polis whole life dapat dijadikan agunan pinjaman dan ada bonus dividen dari perusahaan bagi pemegang polis whole life, Selain itu, jika tidak membayar preminya, pemegang polis dapat mengambil dana dari nilai tunai itu. Fitur ini ada pada jenis term life.

Sayangnya, bunga dari tabungan yang diinvestasikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat suku bunga di pasaran. Tabungan dalam asuransi whole life memberikan bunga hanya sekitar 4 persen per tahun, belum dikurangi biaya dan pajak. Ketika membeli polis, nilai tunai terlihat besar. Namun, bila dihitung ulang dengan memasukan faktor inflasi riil umum yang rata-rata mencapai 12 persen, nilai tunai ini akan menjadi kecil ketika polis jatuh tempo.

Baca juga :  Melihat Lagi Peluang Bisnis Tikus Logam 2020

Asuransi Endowment

Asuransi ini merupakan produk asuransi berjangka yang memiliki keuntungan ganda. Sifatnya seperti asuransi berjangka sekaligus sebagai tabungan. Produk ini amat populer sebelum muncul produk unit link. Bentuk asuransi endowment beragam. Ada bonus yang muncul secara teratur, misalnya 3 tahun atau 5 tahun. Premi asuransi endowment ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan asuransi berjangka atau whole life.

Pamor enodwment memudar seiring dengan munculnya unit link. Selain itu karena royal memberikan bonus, biaya asuransi endowment justru memberatkan asuransi.

Asuransi Unit Link

Unit link merupakan asuransi non tradisional. Unit link merupakan asuransi dengan dua kantong, kantong untuk proteksi dan kantong investasi. Uang premi yang dibayarkan sebagian digunakan untuk membayar proteksi dan sebagian digunakan untuk membayar proteksi dan sebagian lagi ditempatkan pada reksadana dalam bentuk unit link. Pemegang polis akan diminta memilih di mana akan menempatkan investasinya, apakah pada reksadana saham, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, atau pasar uang.

Baca juga :  Serunya Aktivitas "Decluttering" yang Bikin Rumah Jadi Sehat

Unit lingk erat dengan pasar modal. Produk ini cukup rumit dan tidak mudah dipahami. Pemegang polis harus benar-benar memperhatikan dan mempelajari produk ini.

Nah Ladies, setelah mengetahui beragam asuransi ini, pilihlah yang paling ccocok dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Sebaiknya, Ladies pun menghitung kebutuhan asuransi terlebih dahulu, lalu menentukan produk yang bakal dipilih.