Hunian Modern Dengan Gaya Etnik Nusa Tenggara Timur
Masih dengan semangat kemerdekaan membahas mengenai aplikasi rumah tradisional nusantara dalam design yang modern dan kreatif. Kali ini kami mengangkat tema design ethnik lain dari biasanya, yaitu design rumah Hunian Modern Dengan Gaya Etnik Nusa Tenggara Timur.
Menyadari kekayaan ragam budaya Indonesia yang berasal dari Sabang sampai Merauke rasanya tidak ada habisnya jika kita membahas satu persatu gaya Arsitektur maupun aplikasi dalam Interiornya.
Nusa Tenggara Timur mungkin memang tidak populer di kalangan masyarakat umum dalam menyadur gayanya. Mengapa? Sebagian dari kita hanya mengetahui keindahan alam provinsi tersebut. Sebut saja Pulau Flores, Kepulauan Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, dan berbagai pulau lain yang sudah tidak asing lagi keindahan alamnya dan sering diekspose oleh media.
Lalu bagaimanakah dengan Arsitektur khas dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan perkembangannya? Inilah yang jarang orang perhatikan dan kembangkan sebagai ide Hunian Modern Dengan Gaya Etnik Nusa Tenggara Timur.
Kampung Bena
Kampung Bena. Adalah nama yang tidak asing bagi traveler lokal maupun mancanegara. terletak di Nusa Tenggara Timur. Kebanyakan dari kita datang untuk melihat suasana kampung, kehidupannya, masyarakatnya, kebudayaannya, dan bentuk rumah adatnya.
Adalah sebuah awalan yang baik untuk mengetahui terlebih dahulu bentuk asli dari rumah tradisional NTT sebelum akhirnya penasaran dan menterjemahkannya dalam design yang modern. Ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui elemen-elemen utama dalam rumah tradisional NTT yang salah satunya berasal dari kampung Bena dan kini banyak dikembangkan di seluruh daerah NTT dalam wujud yang lebih modern. Ide inilah yang kini banyak dikembangkan menjadi konsep Hunian Modern Dengan Gaya Etnik Nusa Tenggara Timur
Elemen Utama Yang Harus Diperhatikan
Ada empat elemen utama dalam sebuah rumah tradisional dari kampung Bena NTT yang berfungsi sebagai rumah hunian yaitu : Atap yang menjulang, tiang bangunan dengan tinggi standard 3 meter, lantai bangunan yang terbuat dari kayu, dan pondasi bangunan yang tinggi terbuat dari batu. Keempat elemen tersebut wajib ada di dalam setiap design rumah tinggal meskipun sudah berganti wujud menjadi lebih modern.
Berikut adalah wujud rumah masyarakat NTT yang berada di Kampung Pulau Komodo yang menyadur bentuk rumah tradisional yang berasal dari kampung Bena namun sudah lebih modern meskipun masih menggunakan material dan metode yang konvensional.
Selain kampung Bena masih ada beberapa daerah lagi di NTT yang memiliki bentuk rumah tradisional yang berbeda. Namum kali ini kita akan fokus membahas terjemahan rumah tradisional kampung Bena dalam design ethnik modern karna lebih umum dan merupakan icon utama dari rumah adat NTT.
Vimala Hills adalah sebuah kawasan villa premium yang terletak di daerah Ciawi Puncak milik developer terkemuka Agung Podomoro Group. Properti seluas 100 hektar area yang berisi beberapa cluster villa yang menyadur berbagai gaya rumah tradisional nusantara dalam bentuk modern yang salah satunya adalah rumah adat kampung Bena NTT.
Pada foto terlihat penyaduran bentuk atap yang menjulang dan patah ditengah serta meruncing ke atas. Untuk material atap menggunakan genteng beton yang bertekstur halus geometris menyerupai tekstur rumbia. Elemen tiang masih dipertahankan dengan proporsi yang sama. Elemen lantai materialnya diganti dengan homo genius tile atau granit tile agar memudahkan maintenance.
Elemen pondasi tetap menonjol diatas permukaan tanah namun batu kali sudah dilapis dengan semen dan finishing cat eksterior untuk mengesankan modern. Jika dilihat dari tampilan keseluruhan, bagian elemen ataplah yang paling unik dan menjadi point of interest dari bangunan tersebut. Dan ternyata gaya ethnik Bena-NTT ini bisa jadi alternatif andalan untuk hunian modern masa kini. Terutama bagi anda yang menyukai anti mainstream. Ini patut dicoba.
Interior Gaya Etnik Nusa Tenggara Timur
Dan suasana ethnik tidak berhenti hanya sampai eksterior rumah. Interiorpun perlu mendapatkan sentuhan etknik agar berintegrasi dengan arsitektur bangunan. Bagaimana caranya?
Gunakan material ornamen khas dari daerah NTT dan kembangkan menurut kreativitasmu. Contohnya, gunakan material kain tenun untuk hiasan dinding wall mural dengan sentuhan frame duco putih agar terkesan modern. Gunakan wallpaper warna coklat atau warna-warna yang natural agar bisa meredam motif dan warna kain tenun NTT yang beragam.
Kain tenun juga dapat digunakan untuk table runner meja makan dan meja ruang tamu, place mate (alas makan), dan throw pada sofa. Dan mungkin masih banyak lagi, sebanyak imajinasi kita yang dituangkan dalam kreativitas.
Yuk kita cintai hasil budaya sendiri dengan menggunakan elemen tradisional dalam design yang modern. Semoga juga dapat membantu menyebarkan keindahan arsitektur interior lokal kepada sesama rakyat Indonesia dan manca negara.